Metode sistematik untuk penamaan senyawa disebut Sistem Tata Nama. Sistem ini disusun berdasarkan aturan dari IUPAC (International Union of pure and Apllied Chemistry).
Senyawa dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
· Senyawa Biner,
· Senyawa poliatomik,
· Senyawa asam, dan
· Senyawa basa.
Senyawa terdiri dari 2 unsur. diberi akhiran ida.
1. Dari logam dan non logam: indek tidak berpengaruh. contoh: Na2O = Natrium oksida.
2. Dari non logam dan non logam: indek berpengaruh.
1 = mono 7 = hepta
2 = di/bi 8 = okta
3 = tri 9 = nona
4 = tetra 10 = deca
5 = penta 11 = undeca
6 = heksa 12 = dodeca
contoh: N2O3 = dinitrogen trioksida.
Senyawa lebih dari 2 unsur → lihat nama anion dan kation. langsung dilekatkan, kation didepan, anion dibelakang.
· Senyawa Biner
Senyawa Biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur. Senyawa biner dapat terbentuk dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam atau kedua-duanya unsur nonlogam. Jika unsur pertama adalah logam dan unsur lainnya adalah nonlogam, maka senyawa biner tersebut umumnya berbentuk ionik atau senyawa biner
Cara penamaan senyawa biner untuk :
a. Logam dan Non Logam
1. Menuliskan nama usnur logam tanpa modifikasi apapun, kemudian diikuti nama unsur nonlogam dengan akhiran “-ida”. Contoh : NaCl (Natrium klorida)
2. Unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi serta diletakkan diantara nama logam dan nonlogam. Misalnya : FeF3 (Besi (III) florida)
b. Non Logam dan Non Logam
Penamaan secara umum sama dengan penamaan pada senyawa logam dan nonlogam, hanya saja rumus dan senyawanya dituliskan dengan memandang mana yang memiliki bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti unsur dengan bilanga oksidasi negatif. Misalkan HCl, Hidrogen klorida dan bukan ClH
Unsur yang membentuk lebih dari senyawa biner memakai awalan bahasa lain 1=mono, 2=di, 3=tri, 4=tetra, 5=penta, 6=heksa, 7=penta, 8=okta, 9=nona, 10=deka. Contoh : CO2 (Karbon dioksida), N2O5 (Dinitrogen pentaoksida)
· Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang dibentuk dari ion poliatomik. Pada ion poliatomik, dua atau lebih atom-atom bergabung bersama-sama dengan ikatan kovalen.
Catatan tentang senyawa poliatomik :
1. Anion umumnya lebih banyak jumlahnya dibanding kation.
2. Kation yang paling populer adalah NH4+.
3. Anion kebanyakan memakai akhiran “-it” dan “-at” serta awalan”hipo-“ atau “hiper-“
4. Oksigen dapat membentuk banyak senyawa anionpoliatom yang disebut anion okso
5. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom yang mengikat oksigen dari yang terkecil “hipo-“ dan yang tertinggi “per-“
6. Semua anioan okso dari Cl, Br, dan I memiliki muatan -1
7. Awalan “tio-“berarti bahwa satu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan satu atom oksigen (ion sulfat memiliki satu atom S dan 4 atom . ion tiosulfat memiliki 2 atom S dan 3 atom O)
· Senyawa Asam dan Basa
Pembawa sifat asam adalah ion H+ dan pembawa sifat Basa adalah ion OH-. Senyawa sam biner merupakan senyawa gabungan H dengan atom-atom nonlogam, misalnya : HCl (Asam klorida), HBr (Asam bromida) (nama asam disebutkan lebih dahulu). Pada senyawa basa penamaan senyawa basa dituliskan dengan menyebutkan nama atom yang terkat pada ion OH- dan diikuti dengan akhiran hidroksida. Contoh : NaOH (Natrium hidroksida), Al(OH)3 (Aluminium hidroksida)